Percobaan 1
Asidi Alkalimetri
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Praktikum Kimia Analitik I
Disusun
Oleh:
Nama : Happy Dwi Utami
Nim : 1211704024
Kelompok :
4
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
ASIDI
ALKALIMETRI
I.
Tujuan
1. Menentukan
konsentrasi larutan NaOH
2. Menentukan
konsantrasi dari larutan HCl
3. Menentukan
kadar sodium karbonat (NaCO3) dalam soda kue
II. Teori
Dasar
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi
netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion
hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam)
dengan penerima proton (basa).
H+ + OH- → H2O
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara
kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku
asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat
asam dengan menggunakan baku basa.
Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi
ini digunakan indikator. Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa
organik kompleks dalam bentuk asam atau dalam bentuk basa yang mampu berada
dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah
warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi H+ tertentu atau
pada pH tertentu.
Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti
dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting adalah
perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini
berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi
sekecil-kecilnya.
Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa
akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan
terbentuknya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan
sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral
yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut
dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi penetralan, jumlah asam
harus ekivalen dengan jumlah basa.
Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi.
Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi
dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa
dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan
syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator
didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik
ekivalen.
Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk
menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan
konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi
asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri.
Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut.
Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut.
- Prinsip
Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa
melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer
tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen”. Pada saat
titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
menghitung kadar titran.
Cara Mengetahui Titik Ekivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa, yaitu:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Cara Mengetahui Titik Ekivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa, yaitu:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
III. Alat
dan Bahan
Alat Bahan
1. Buret
50 ml 1.
Larutan HCl standar 0,1 N 500 ml
2. Erlenmeyer 2.
Larutan NaOH standar 0,1 N 600 ml
3. Pipet
volum dan pipet tetes 3.
Kristal Asam Oksalat 0,1 N 150 ml
4. Pemanas 4.
Indikator (pp, bromcressol green)
V. Data
Pengamatan
1. Standarisasi
NaOH
Titrasi
Ke-
|
Warna
Awal
|
Warna
Akhir
|
V
awal (ml)
|
V
akhir (ml)
|
V
NaOH (ml)
|
1
|
Tidak
Berwarna
|
Merah
Muda
|
0,00
|
5,70
|
5,70
|
2
|
Tidak
Berwarna
|
Merah
Muda
|
0,00
|
5,68
|
5,68
|
Rata-rata
|
5,69
|
Reaksi : H2C2O4(aq)
+ 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) +
4H2O(l)
2. Standarisasi
HCl
Titrasi
Ke-
|
Warna
Awal
|
Warna
Akhir
|
V
awal (ml)
|
V
akhir (ml)
|
V
HCl (ml)
|
1
|
Tidak
Berwarna
|
Merah
Muda
|
7,00
|
17,6
|
10,58
|
2
|
Tidak
Berwarna
|
Merah
Muda
|
25
|
36
|
11
|
Rata-rata
|
10,79
|
Reaksi : HCl(aq) + NaOH(aq)
→ NaCl(aq) + H2O(l)
3. Penentuan
Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Titrasi
Ke-
|
Warna
Awal
|
Warna
Akhir
|
V
awal
(ml) |
V
akhir (ml)
|
V
HCl (ml)
|
Indikator
|
1
|
Tidak
Berwarna
|
Merah
Muda
|
0,00
|
1,15
|
1,15
|
PP
|
2
|
Tidak
Berwarna
|
Pink
Jingga
|
1,15
|
7,15
|
6,10
|
MO
|
Dipanaskan
|
Pink
Jingga
|
Pink
|
||||
3
|
Pink
|
Kuning
Jingga
|
0,00
|
4,6
|
4,6
|
Reaksi : 2HCl (aq) + Na2CO3(aq)
→ 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
VII. Pembahasan
Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yaitu
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang netral. Prinsip titrasi asidi
alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap suatu senyawa
dengan cara mereaksikannya dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui
konsentrasinya dengan tepat.
Pada percobaan pertama larutan asam oksalat
dititrasi dengan larutan NaOH. Sebelum dititrasi, larutan asam oksalat
ditambahkan dengan indikator 2-3 tetes. Larutan indikator yang digunakan yaitu
phenolphtalein, kemudian setelah ditambahkan indikator titran ditambahkan titer
sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara
stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi. Pada saat percobaan pertama
dan percobaan kedua telah mencapai titik ekivalen maka poses titrasi
dihentikan, kemudian kita catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi
titer, maka kita dapat menghitungkadar dari titran. Ketika warna indikator
telah berubah maka larutan tersebut telah mencapai titik akhir titrasi, seperti
terlihat dalam percobaan pertama dan kedua, larutan berubah warna menjadi pink.
Indikator yang digunakan dalam titrasi adalah
indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Untuk memperoleh
ketepatan hasil reaksi, maka titik akhir titrasi dipilih sedikit mungkin dengan
titik ekivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan
sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Pada saat penentuan Na2CO3 dam
soda kue ketika dititrasi larutan akan mencapai titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna menjadi merah muda ketika menggunakan indikator
phenolphtalein. Sedangkan ketika dititrasi menggunakan indikator metil orange
ketika mencapai titik ekivalen warnanya berubah pink jingga. Ketika dipanaskan
untuk membebaskan CO2 larutan berubah warna menjadi pink memudar.
Lalu dititrasi kembali warnanya pun berubah menjadi kuning jingga, hal ini
terjadi karena larutan telah mencapai titik akhir titrasi.
VIII. Kesimpulan
1. Konsentrasi
larutan NaOH yang diperoleh pada percobaan pertama sebesar 0,1757 M.
2. Konsentrasi
larutan HCl yang diperoleh pada percobaan kedua sebesar 0,1895 M.
3. Kadar
sodium karbonat dalam soda kue pada percobaan ketiga yaitu
-
[HCO3-]
sebesar 3,63 ´
10-3 N
-
[CO32-]
sebesar 0,015 N
IX. Daftar Pustaka
1. Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
2. Purba,
Michael. 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
3. Anwar,
Dedy. 2009. Available http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/11/asidi-alkalimetri.html.
Diakses pada tanggal 23-09-2012. Pukul : 22.12 WIB
4. Ahyari,
Jimmy. 2008. Available http://blogkita.info/asidi-alkalimetri/.
Diakses pada tanggal 23-09-2012. Pukul: 23.05 WIB
5. Day,
R.A and A.L.Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6.
Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar