Translate

Kamis, 01 Agustus 2013

Asidi Alkalimetri



Percobaan 1

Asidi Alkalimetri
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Praktikum Kimia Analitik I

Disusun Oleh:
Nama               : Happy Dwi Utami
Nim                 : 1211704024
Kelompok       :  4

 

 JURUSAN KIMIA 
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012



 
ASIDI ALKALIMETRI
I.         Tujuan
1.      Menentukan konsentrasi larutan NaOH
2.      Menentukan konsantrasi dari larutan HCl
3.      Menentukan kadar sodium karbonat (NaCO3) dalam soda kue

II.      Teori Dasar
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
H+ + OH- → H2O
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.
Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator. Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau dalam bentuk basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi H+ tertentu atau pada pH tertentu.
Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya.
Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa.
Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen.
Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri.
Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut.
-       Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen”. Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.
Cara Mengetahui Titik Ekivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa, yaitu:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

III.   Alat dan Bahan
Alat                                                          Bahan
1.      Buret 50 ml                                        1. Larutan HCl standar 0,1 N 500 ml
2.      Erlenmeyer                                         2. Larutan NaOH standar 0,1 N 600 ml
3.      Pipet volum dan pipet tetes               3. Kristal Asam Oksalat 0,1 N 150 ml
4.      Pemanas                                             4. Indikator (pp, bromcressol green)










V.      Data Pengamatan
1.      Standarisasi NaOH
Titrasi Ke-
Warna Awal
Warna Akhir
V awal (ml)
V akhir (ml)
V NaOH (ml)
1
Tidak Berwarna
Merah Muda
0,00
5,70
5,70
2
Tidak Berwarna
Merah Muda
0,00
5,68
5,68
Rata-rata
5,69

Reaksi : H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 4H2O(l)

2.      Standarisasi HCl
Titrasi Ke-
Warna Awal
Warna Akhir
V awal (ml)
V akhir (ml)
V HCl (ml)
1
Tidak Berwarna
Merah Muda
7,00
17,6
10,58
2
Tidak Berwarna
Merah Muda
25
36
11
Rata-rata
10,79

Reaksi : HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)



3.      Penentuan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Titrasi Ke-
Warna Awal
Warna Akhir
V awal
(ml)
V akhir (ml)
V HCl (ml)
Indikator
1
Tidak Berwarna
Merah Muda
0,00
1,15
1,15
PP
2
Tidak Berwarna
Pink Jingga
1,15
7,15
6,10
MO
Dipanaskan
Pink Jingga
Pink




3
Pink
Kuning Jingga
0,00
4,6
4,6


Reaksi : 2HCl (aq) + Na2CO3(aq) → 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
                                                                                           
 
 
 
 
 
 




VII.  Pembahasan
Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yaitu reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang netral. Prinsip titrasi asidi alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap suatu senyawa dengan cara mereaksikannya dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat.
Pada percobaan pertama larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan NaOH. Sebelum dititrasi, larutan asam oksalat ditambahkan dengan indikator 2-3 tetes. Larutan indikator yang digunakan yaitu phenolphtalein, kemudian setelah ditambahkan indikator titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi. Pada saat percobaan pertama dan percobaan kedua telah mencapai titik ekivalen maka poses titrasi dihentikan, kemudian kita catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer, maka kita dapat menghitungkadar dari titran. Ketika warna indikator telah berubah maka larutan tersebut telah mencapai titik akhir titrasi, seperti terlihat dalam percobaan pertama dan kedua, larutan berubah warna menjadi pink.
Indikator yang digunakan dalam titrasi adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Untuk memperoleh ketepatan hasil reaksi, maka titik akhir titrasi dipilih sedikit mungkin dengan titik ekivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Pada saat penentuan Na2CO3 dam soda kue ketika dititrasi larutan akan mencapai titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda ketika menggunakan indikator phenolphtalein. Sedangkan ketika dititrasi menggunakan indikator metil orange ketika mencapai titik ekivalen warnanya berubah pink jingga. Ketika dipanaskan untuk membebaskan CO2 larutan berubah warna menjadi pink memudar. Lalu dititrasi kembali warnanya pun berubah menjadi kuning jingga, hal ini terjadi karena larutan telah mencapai titik akhir titrasi.

VIII.  Kesimpulan
1.      Konsentrasi larutan NaOH yang diperoleh pada percobaan pertama sebesar 0,1757 M.
2.      Konsentrasi larutan HCl yang diperoleh pada percobaan kedua sebesar 0,1895 M.
3.      Kadar sodium karbonat dalam soda kue pada percobaan ketiga yaitu
-       [HCO3-] sebesar  3,63 ´ 10-3 N
-       [CO32-] sebesar 0,015 N

IX.      Daftar Pustaka
1.    Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
2.    Purba, Michael. 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
4.      Ahyari, Jimmy. 2008. Available http://blogkita.info/asidi-alkalimetri/. Diakses pada tanggal 23-09-2012. Pukul: 23.05 WIB
5.      Day, R.A and A.L.Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta: Erlangga 


                                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar